Kesuksesan Hari Kunjung Perpustakaan; Kekompakan Komunitas Adalah
Kunci
"Ayo kawan-kawan, sebelum
bubar kita foto bareng dulu. Kita
tunjukkan bahwa komunitas di Kota Metro ada dan kompak!" Teriak Gusti
Riandi, Pembawa Acara dalam Pertunjukan Seni sekaligus penutupan acara Hari
Kunjung Perpustakaan (HKP) pada Rabu, 27 September 2017.
Hari Kunjung Perpustakaan (HKP)
yang diperingati oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (selanjutnya saya
sebut Pusar Daerah) Kota Metro dengan beberapa rentetan agenda memang menuai
sukses luar biasa. Sejak hari pertama, 26 September 2017 antusiasme warga Metro
menghadiri acara bedah buku dan beberapa lomba sudah terlihat.
Puncaknya, di hari kedua
masyarakat Kota Metro memadati area kegiatan hingga ruas-ruas jalan di Pusar Daerah, di sebelah
selatan kendaraan terparkir memanjang memenuhi badan jalan Lapangan Samber,
sebelah utara selain menggunakan bahu jalan sekitar Pusar Daerah juga memadati
area parkir Masjid Taqwa, padat dan sempat membuat kemacetan hingga tengah
hari.
Lorong Baca 100 meter, penuh
sesak. Tak kurang dari 60 lapak digelar, mulai dari perpustakaan
sekolah dan universitas, perpustakaan komunitas hingga perpustakaan pribadi
yang menggelar Lapak Baca-nya di Lorong Baca 100 meter. Antusiasme pegiat literasi untuk berpartisipasi tak
tertampung semua, sebagian di geser ke bagian dalam halaman perpustakaan
sebagian lagi terpaksa ditolak, karena mendaftarnya dadakan dan tak ada ruang yang kosong lagi kecuali mereka berkenan membangun tenda sendiri, meski terlihat kecewa mereka tak lantas pulang, mereka bertahan dan nebeng dengan kelompok pustaka yang telah
membuka lapak lebih awal, menitipkan buku yang terlanjur mereka bawa.
Hal tersebut tidak lepas dari
dukungan hampir semua komunitas yang ada di Kota Metro, sejak seminggu sebelum
acara berlangsung hampir semua akun sosial media milik pribadi yang aktif
maupun akun oficcial komunitas, ramai dengan
postingan video, poster dan status-status yang menyerukan untuk datang ke hari
kunjung perpustakaan tanggal 26-27 September 2017.
Dalam pengamatan saya, di instagram dan facebbok, seruan dengan tanda pagar (tagar) #metromembaca itu, selain dari akun milik
Pusar Daerah yang gencar kampanye untuk datang ke perpustakaan pada HKP tercatat adalah akun milik,
Metro Bergeliat, Griya Baca Komunitas, Metro Photography, Metro Kita, Bejo's Milk, Phyla
Project, Masyarakat Hujan, Komunitas Cakau, Lampu Tidur, Mama Cafe and Resto, Pojoksamber, Mahakky Pictures, SMANSA Metro, SMANDA Metro, IAIN Metro, Komunitas Stund Up Comedy Indo Metro, para Videografer dan
akun-akun pribadi yang lain, dan kerennya lagi semuanya adalah akun milik warga Kota Metro.
Meski sangat subyektif dan tidak
terukur, saya harus mengatakan bahwa ini adalah even yang luar biasa, even yang
belum pernah terjadi sebelumnya di Kota Metro, di mana semua komunitas turun
menyerukan untuk datang ke perpustakaan, di tengah keragaman warna, perbedaan hobi
dan minat, di mana di ruang-ruang pertunjukan lain sebelum ini, mereka sangat
jarang bertemu, namun di even HKP mereka tumpah ruah, guyub dan berbaur menjadi satu dalam satu kepentingan memperkuat brand Kota Metro sebagai Kota
Pendidikan, Kota Literasi.
Kekompakan mereka hendak
menegaskan, bahwa "Siapapun dan apapun warna kami, pegiat literasi atau
tidak, kami adalah warga Kota Metro,
Kami Semua bertanggungjawab atas kemajuan Kota ini!" Jadi, tak ada aku dan kamu saat bicara kota, yang ada adalah kita!!
Tentu saja, guyub-nya semua komunitas itu tidak bisa juga dilepaskan juga dari sosok
Syachri Ramadhan, Kepala Pusar Daerah Kota Metro. Sebelum acara, bahkan jauh
hari sebelum menjadi Kepala Pusar Daerah, beliau adalah sosok yang supel,
pandai bergaul dan tak berjarak dengan warga kota, hal itu dipertegas dengan
sikap beliau menjelang hari kunjung perpustakaan yang mau nongkrong di cafe-cafe di mana anak muda berkumpul, duduk dan
begadang sampai pagi menikmati musik bersama komunitas, ngopi di teras-teras rumah warga hingga hadir di acara-acara yang
diadakan komunitas.
Tak berlebihan kiranya, jika secara pribadi saya mengatakan bukan karena hebat pemerintah kotanya, tetapi karena rendah hati Kepala Dinas-nya, yang diterima oleh semua komunitas.
Maka, ketika ada pengunjung yang
mengatakan bahwa dinas atau SKPD lain di Kota Metro, bisa melakukan hal yang
serupa, melibatkan semua komunitas di Kota Metro secara sukarela untuk terlibat (tanpa
dibayar bahkan mereka rela patungan untuk mengongkosi kegiatan pemerintah),
sepertinya saya kok pesimis ya,
kecuali mereka mau melakukan hal yang sama, tidak elitis, tidak menjenguk warga
kala butuh saja, mau guyub dan nongkrong bareng komunitas, tidak hanya ingin
didengar tapi juga mau mendengar.
Sekali lagi, pesan dari catatan kecil ini tanpa menafikan kerja keras segenap panitia siang-malam, bahwa kesuksesan hari kunjung perpustakaan yang diinisiasi oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Metro, kekompakan komunitas adalah kuncinya!
Terakhir, catatan yang tak kalah penting yang mesti saya sampaikan adalah, komunitas-komunitas yang selama ini jarang mendapat perhatian pemerintah justeru bertahan hingga acara benar-benar bubar dan sepi, dan rata-rata mereka bukanlah yang dikenal sebagai pegiat literasi dari awal.
Kita berharap, kegiatan-kegiatan kedepan, semakin meneguhkan identitas Kota Metro, even seperti inilah yang mestinya dikelola oleh pemerintah untuk menjadi tujuan wisata warga. Bukan membangun sarana-sarana hiburan yang berpotensi menimbulkan kesemrawutan dan kemacetan.
Comments
Post a Comment