Sekali lagi Tale tak punya alasan
untuk sekolah. Tetapi dia punya sederet alasan untuk tidak sekolah. Tale bisa
menunjuk sederet nama-nama besar para ilmuwan yang tak mengenal bangku sekolah,
Tale juga meyakini bahwa para Nabi, utusan Tuhan yang mulia itu rata-rata tidak
sekolah.
Tale haqqul yaqin, bahwa pengetahuan dan peradaban itu tidak ditempuh
dan dicapai lewat sekolah. Menurut Tale justeru sekolahlah yang menyumbang jasa
atas runtuhnya peradaban, lewat perilaku tak beradab mereka yang 'merasa'
terdidik itu.
"Bandingkan saja, tingkat
kebohongan yang dilakukan orang-orang tak sekolah dengan mereka yang sekolah!"
Seru Tale.
Orang kecil yang tak sekolah
memang tidak semuanya jujur dan tidak berbohong, tetapi jika dibuat grafik dan
prosentase, pastilah lebih rendah dan kecil dibandingkan jumlah orang-orang
sekolah atau jebolan sekolah.
Sekolah itu banyak memproduksi
dusta dan kebohongan, dimulai dari hal-hal terkecil seperti nyontek hingga kerjasama guru dan siswa ketika
ujian kelulusan dalam rangka 'menjaga gengsi' sekolah, yang melegalkan
kebohongan-kebohongan lewat pemberian kunci jawaban dan sejenisnya. Belum lagi,
pertaruhan integritas dan kredibilitas sekolah yang seharusnya diragukan,
berbarengan dengan menjamurnya lembaga-lembaga kursus, les, bimbingan belajar
yang lebih dipercaya bisa menjanjikan kelulusan dengan nilai yang bagus.
"Kecerdasan yang dihasilkan
sekolah itu palsu!" Teriak Tale.
Lihatlah, produk dari sekolah
yang mengisi jabatan-jabatan penting di negeri ini, para wakil rakyat yang
duduk di kursi-kursi empuk dewan, kepala daerah dan mereka yang mengisi
jabatan-jabatan publik lainnya, tunjuklah berapa dari mereka yang tidak
berbohong, tidak berdusta dan perilakunya beradab.
Padahal mereka semua disumpah! Semua
pejabat publik pernah disumpah terkait dengan jabatannya. Sumpah itu selalu
didahului dengan kata “Demi Allah" atau "Demi Tuhan”, dan biasanya
pada saat acara pengambilan sumpah di atas kepala mereka diletakkan kitab suci.
Sumpah itu pernyataan yang
diucapkan secara resmi dengan bersaksi kepada Tuhan atau kepada sesuatu yang
dianggap suci (untuk menguatkan kebenaran dan kesungguhannya, pernyataan
disertai tekad melakukan sesuatu untuk menguatkan kebenarannya atau berani
menderita sesuatu kalau pernyataan itu tidak benar, janji atau ikrar yg teguh
(akan menunaikan sesuatu).
Sumpah seyogianya menyiratkan
makna substantif dalam rangka usaha membina penyelenggara negara yang bersih,
jujur, dan sadar akan tanggung jawabnya sebagai unsur aparatur negara dan abdi
masyarakat. Dan paling penting adalah sebagai pernyataan kesanggupan untuk
melakukan suatu keharusan atau tidak melakukan suatu larangan. Sumpah sebagai
sesuatu yang bernilai spiritual, mengandung konsekuensi yang astral.
Konon, adalah Pythagoras yang
pertama kali menggagas dan mempraktikkan sumpah jabatan ini. Pada waktu itu dia
meminta kepada seluruh calon politikus dan ilmuwan bersedia diambil sumpahnya
supaya menjalankan jabatan yang disandangnya secara benar. Semangat yang
dibangun di dalamnya adalah menjaga moralitas jabatan, yaitu pengabdian dan
pelayanan. Sumpah jabatan ini kemudian dipraktikkan dari zaman ke zaman, semangat
kurang lebih sama, yaitu menyatakan kesanggupan untuk tidak mementingkan diri
sendiri, mengabdi kepada kepentingan dan kebaikan masyarakat luas.
Faktanya, mayoritas pejabat yang
telah diambil sumpahnya mengkhianati ikrar dan esensi sumpah yang telah
diucapkannya. Terbukti dari semakin banyaknya pejabat yang ditangkap dan
diadili karena berkhianat terhadap amanah yang telah dipercayakan kepadanya.
"Bandingkanlah dengan
masyarakat yang sering dianggap bodoh itu!" Tale berkacak pinggang
Berapa jumlah petani yang
pembohong, buruh yang menjadi tukang tipu, nelayan yang suka ingkar janji!
Mereka biasanya kalau kelaparan
maksimal menjadi maling, perampok dan begal! Jika sial, mereka ditangkap dan
di-dor, jika nasib baik masih
berpihak, mereka hanya dikurung beberapa
waktu, dilepas dan dimanfaatkan sebagai alat, jika tak loyal mereka dianggap
sebagai kriminal kambuhan, distigma
sebagai khianat atas pertobatan dan janjinya, melawan dan di-dor!
Mereka dianggap komunis, ateis
dan segala rupa yang buruk!
Padahal, para pejabat yang telah
bersumpah berkali-kali itu juga telah berkali-kali menipu Tuhan!
Tale menghentikan pidatonya yang
tanpa audiens itu, tiba-tiba ia
mengambil sebatang kayu, dan memperlakukan kayu tersebut layaknya gitar, dan
bernyanyi dengan nada tinggi. Sumpah dan janji
bukan satu yang pasti/ alasan hanya jadi tuntutan hati, ... Aku
Bukan Pengemis Cinta.
Tale dianggap gila!
0 Comments: