![]() |
Suasana parkir kendaraan Acara Kopdar Jackmania, 3 November lalu di halaman Cafe Mama. |
Mama Cafe and Resto atau lebih dikenal dengan Cafe Mama adalah cafe
pertama di Kota Metro. Cafe Mama pernah berjaya di masa-masa cafe belum booming seperti sekarang. Di samping
terkenal dengan menu masakan, terutama pindangnya. Cafe Mama dulunya adalah
pilihan warga Kota Metro dan sekitarnya untuk hangout dan nongkrong,
sebelum meredup dan akhirnya vakum, karena beberapa alasan.
Namun, Jerry Joel - begitu salah satu nama putra pemilik Cafe ini dikenal
- rupanya tetap merawat semangat dan mimpi agar Cafe Mama kembali meraih
kejayaannya. Tiga bulan tekahir, sering berinteraksi dengan teman-temannya,
berdiskusi sampai larut malam bahkan hingga pagi, akhirnya melahirkan
kesepakatan untuk bareng-bareng menghidupkan
kembali cafe tersebut sebagai tempat kongkow.
Awalnya, diniatkan untuk memberi ruang dan memfasilitasi acara nongkrong dan kumpul-kumpul teman-teman
yang kebetulan memiliki hobi yang sama, tetapi dalam perjalananannya semua
sepakat untuk mengelolanya secara serius. Akhirnya, rencana disusun, gambar
dibuat, anggaran dihitung, branding baru
pun ditetapkan, Cafe Mama, Cafe-nya Komunitas.
Setiap sudut dibongkar dan ditata-ulang, dalam perencanaan tergambar
jelas setiap komunitas diberikan space,
ada panggung untuk pentas seni, musik dan pertunjukan teater, ada pojok
dialektika, pojok baca, pojok studio foto, dan ruang bioskop untuk pemutaran
film-film terbaru, bahkan di bagian belakang ada ruang berbentuk garden, sebagai ruang outdor yang bisa difungsikan untuk
berbagai kegiatan.
Masing-masing space yang
diperuntukkan untuk berbagai kegiatan komunitas tersebut akan saya bahas berseri
dalam pembahasan khusus. Kali ini saya akan membahas khusus ruang pustaka, yang
rencana setiap space di Cafe Mama akan
diletakan satu atau dua buah buku, selain tentunya tempat khusus yang sengaja diset sebagai Pojok Baca.
Cafe dan
Pustaka
Sebenarnya ide dan konsep memadukan cafe dan pustaka bukanlah ide baru.
Di beberapa kota di Indonesia sudah banyak orang yang melakukannya. Di Jakarta
setidaknya ada puluhan konsep cafe yang dipadukan pustaka, begitupun halnya di
Bandung, Yogyakarta dan Surabaya. Mereka ada yang mengusung konsep bookstore, library, movie, music dan cafe,
konsep food, book and
playground, konsep good foods good books, dan konsep-konsep lainnya.
Perpustakaan
sebagai pusat informasi dan pengetahuan, sejatinya memang hadir dalam konsep
yang lebih ramah, nyaman dan menghibur bagi setiap pengunjung yang akan membaca
buku.
Zaman
yang terus berubah, di tengah masyarakat urban yang bisa mengakses informasi
dan pengetahuan darimana saja, kapan saja dan dengan berbagai cara, menuntut
eksistensi perpustakaan untuk lebih bisa berinovasi dan berkreasi agar tetap hadir
dan tidak ditinggalkan warga. Maka, di titik inilah penting menghadirkan
perpustakaan yang fashionable, memiliki aksesibilitas dan nyaman.
Perpustakaan
yang mau tidak mau menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat urban, yang mengait-erat dengan tren
dan gaya hidup metropolitan. Dengan cara memadukan konsep cafe (makan/minum)
dengan pustaka (baca/tulis/diskusi) di dalamnya, dapat membangun citra baru
bagi tempat baca yang selama ini dicitrakan sebagai tempat yang serius dan
tenang, bahkan terkesan angker, maka konsep padu-padan cafe dan pustaka, diharapkan
dapat membuat pengunjung bisa
santai membaca buku sambil menikmati hidangan, berkumpul bersama teman dan
keluarga.
Pustaka cafe di beberapa kota
yang disebutkan di atas, juga menghadirkan beberapa event kreatif seperti
menghadirkan beberapa kelompok musik dari akuistik hingga jazz, mini teater dan event-event berkala seperti serial diskusi,
bedah buku, diskusi film dan beberapa kegiatan lainnya.
Di Kota Metro, sebenarnya pernah
ada konsep cafe yang dipadukan dengan pustaka. Studio Djadjan yang berada di
Simpang Kampus Iring Mulyo, telah memulainya dengan menghadirkan beberapa
koleksi buku, Kedai Kopi Pojok Topten pun pernah berikhtiar memulainya, namun sayang
Studio Djadjan dan Pojok Topten ini tidak bertahan cukup lama.
Kini, semangat untuk menghadirkan
perpustakaan di ruang kuliner yang sekaligus menjadi tempat nongkrong anak muda zaman kini, menjadi
salah satu yang digelorakan Cafe Mama. Diharapkan, cafe yang akan dilauching akhir tahun ini atau paling
lambat awal tahun 2018 ini, bisa menjadi pusat informasi dan pengetahuan,
sekaligus menjadi medium berkreasi anak muda dan talenta lokal Kota Metro,
selain menjadi tempat usaha dan bisnis.
Direncanakan buka dari pagi,
sehingga sebelum berangkat ke kantor atau tempat kerja, setiap orang bersedia
duduk beberapa menit menghabiskan waktu sembari sarapan dan minum kopi, membaca
informasi dari media yang secara khusus disediakan dalam bentuk koran maupun
kliping media online.
Artinya, Cafe Mama yang
menyediakan ruang pustaka adalah bentuk dukungan kongkrit terhadap Kota Metro yang
menahbiskan diri sebagai kota pendidikan dan kota wisata keluarga ini, bahkan
bukan hanya mendukung kota ini, Jerry bersama kawan-kawannya juga bercita-cita
bagaimana cafe ini bisa memberikan support
terhadap anak muda dan talen lokal untuk maju.
Dukungan itu, tergambar dalam
beberapa agenda yang telah disusun, seperti tanggal 2 Desember 2017 yang akan
datang akan ada pementasan akbar, kolaborasi 5 komunitas yang akan mementaskan
pertunjukan teater dan sendratasik bertajuk "Putri Sumur Bandung",
disusul dengan agenda rencana Launcing
Mini Album Phyla Project, Nafas Band, dan Freedom.
Ada banyak orang yang tak sabar menunggu
kehadiran kembali Cafe Mama. Semoga segera terealisasi.*
0 Comments: