Inspirasi bisa diperoleh dari
mana saja dan di mana saja. Sebagaimana istilah populer, semua tempat adalah
sekolah, semua orang adalah guru. Aktivitas harian dari tetangga, obrolan
santai di ujung jalan, atau catatan-catatan ringan mereka di media sosial,
semuanya bisa menjadi inspirasi, segalanya bisa menjadi sangat bermakna dan
sarat pelajaran, jika segala proses dimaknai juga sebagai belajar.
Sebutlah dua tetangga saya ini, X
dan Y (tentu saja bukan nama aslinya), keduanya memiliki profesi berbeda,
berbeda pula jenis kelamin, keduanya idola sekaligus guru kehidupan saya,
meskipun keduanya tentu tak pernah tahu dan merasa telah mengajari saya banyak
hal, tentang ketegaran, keteguhan sikap dalam menghadapi masalah dan bagaimana
menikmati hidup, tanpa harus menjadi atau seperti mereka, karena setiap orang
memang memiliki jalannya sendiri.
"Bahagia itu justeru ketika
sukses menjadi diri sendiri, bukan menjadi orang lain. Ada banyak orang yang
ingin seperti si A, si B setelah menjadi Si A dan si B ternyata gagal bahagia.
Orang yang selalu terobsesi menjadi seperti orang lain itu, selamanya akan
menjadi bayang-bayang," begitu bunyi nasihat yang masih lekat dalam
ingatan.
Begitulah juga yang ku alami
dengan para tetangga. Meskipun mayoritas mereka memiliki profesi yang sama
sebagai petani, tetapi mereka memiliki kehidupan masing-masing dan tentu tak
seorangpun yang ingin menjadi duplikat lainnya. Dan sementara ini saya melihat mereka
semua nyaman dengan kehidupannya masing-masing.
Saya tak pernah mendengar kata-kata,
"enak ya jadi si A," atau "kamu sih enak, kerjanya ini...", justeru yang sering saya dengar malah
ungkapan-ungkapan sebaliknya, "saya
kalau sedang banyak uang, biasanya makannya tahu dan tempe, tetapi ketika
sedang paceklik biasanya makan ikan..." atau "sesusah-susahnya saya ini, ya tetap makan. Singkong, sayur, pisang ya tanam sendiri, ikan ya kolam sendiri..."
Loh, kok bisa? Tahu dan tempe biasanya beli, sedangkan ikan adalah hasil
kolam sendiri. Begitulah, jalan hidup setiap orang memiliki keunikan
masing-masing, dan mereka mensyukuri jalan hidup itu.
"Setiap manusia hidup selalu
dihadapkan dengan masalah-masalah hidup. Setiap orang memiliki kesulitan hidupnya
masing-masing, tak ada satupun manusia dalam hidupnya melulu senang!" Ujar
Mas X, di suatu pagi, ketika kami sama-sama duduk menjaga parkir di sebuah
hajatan tetangga.
Mas X bercerita tentang banyak
hal, mulai pertama kali merantau dari Jawa ke Lampung ketika masih berumur 5
tahun, hingga lika-liku perjalanan hidup yang harus dijalaninya dengan penuh
keterbatasan.
"Orang tua saya hanya
mengajarkan, jalani hidup dengan maksimal dan penuh keyakinan. Tak boleh pesimis, semua sudah ada jalannya.
Dan ternyata, ada banyak hal-hal yang di luar akal bahkan tak masuk akal sama
sekali terjadi dalam hidup saya, seperti keajaiban. Adik saya yang bungsu bisa
menyelesaikan kuliah hingga jenjang tertinggi, dan sekarang bekerja di kantor
bea cukai," kenang Mas X yang menyelesaikan kuliahnya di Dharma Wacana,
dan tetap memilih menjadi petani.
Mas X juga menuturkan, bahwa
setiap orang pasti pernah mengalami kesedihan, kepeningan dalam menjalani hidup, sebagaimana semua orang juga
pernah mengalami kebahagian dan suka cita, dalam kadar dan levelnya
masing-masing. Ia mengakui, bahwa ia pun mengalami hal tersebut.
"Bahkan, jika mau jujur
setiap hari bahagia dan sedih itu datang silih berganti, selalu saja ada alasan
untuk pening sebagaimana juga selalu
ada alasan untuk bahagia. Bedanya, barangkali ada yang mengeluh dan menampakkan
kesedihannya, ada pula yang berpura-pura bahagia padahal sebenarnya pusing dan
sedih, dan ada pula yang apa adanya." Jelas Mas Y sembari mengambil
segelas kopi hitam yang mulai dingin.
"Tetapi, ada pula yang peningnya dibuat sendiri," tambahnya tertawa.
"Tetapi, ada pula yang peningnya dibuat sendiri," tambahnya tertawa.
Lain cerita Mas X, lain pula
cerita Mbak Y, seorang ibu rumah tangga yang juga tetangga saya, mengaku
dulunya sering diremehkan dan disepelekan. Tak sedikit cibiran yang pernah ia terima, tentang usahanya berjualan online dan berbisnis jaringan. Usaha yang
kini sukses mengantarkannya keliling Eropa dan hidup lebih dari cukup.
"Kita tidak pernah tahu
usaha ke berapa yang akan berhasil, seperti kita tidak akan tahu do'a mana yang
akan dikabulkan, maka perbanyaklah keduanya," tulisnya di media sosial
sebagai motivasi untuk terus bekerja dan berdo'a.
Cibiran bagi Mbak Y bukanlah
alasan untuk berhenti, melainkan cambuk untuk
terus semangat dan terus berusaha, hingga tiba masanya untuk pembuktian.
Mas X dan Mbak Y hanyalah dua
orang dari sekian banyak tetangga saya yang menjadi guru kehidupan, soal
konsistensi dan ketekunan berkarya, tentang cara terbaik menikmati hidup.
Mereka adalah orang-orang yang berbahagia dengan caranya masing-masing.
Tak perlu sama, tetapi bisa
sama-sama bahagia. Tak perlu juga mengingkari masalah dan kendala hidup dengan
berpura-pura senang terus, karena menurut Mas X itu bohong, "jangan-jangan itu bukan kenyataan hidup,
melainkan hanya mimpi indah."
Begitulah hidup.
Sesungguhnya apa yang para tetanggaku sampaikan itu, sejalan dengan pesan suci agama, bahwa tiada satupun kehidupan yang lepas dari masalah dan cobaan, manusia yang baik adalah manusia yang jika diberikan limpahan anugerah dan kemudahan hidup maka ia bersyukur, sedangkan tatkala ia ditimpa musibah dan kesulitan hidup, ia pun tabah, sembari mengucapkan, "semuanya dari dan akan kembali kepada yang Empunya."
Hidup semuanya baik, meski tak semuanya indah (karena ada juga Joko, Agus dan Bowo) dan tentu tak semuanya juga menyenangkan, namun haram diratapi.
Begitulah hidup.
Sesungguhnya apa yang para tetanggaku sampaikan itu, sejalan dengan pesan suci agama, bahwa tiada satupun kehidupan yang lepas dari masalah dan cobaan, manusia yang baik adalah manusia yang jika diberikan limpahan anugerah dan kemudahan hidup maka ia bersyukur, sedangkan tatkala ia ditimpa musibah dan kesulitan hidup, ia pun tabah, sembari mengucapkan, "semuanya dari dan akan kembali kepada yang Empunya."
Hidup semuanya baik, meski tak semuanya indah (karena ada juga Joko, Agus dan Bowo) dan tentu tak semuanya juga menyenangkan, namun haram diratapi.
0 Comments: