Senyum bisa
mengubah segala hal. Saat kita mendapatkan senyuman yang tulus dari seseorang,
hari-hari kita bisa langsung menjadi lebih baik, kita menjadi merasa disemangati dan diberikan dukungan. Konon, satu senyuman tulus
lebih bisa meninggalkan kesan yang dalam dari pada deretan kata yang sama
sekali tidak berguna.
Setidaknya
itulah yang hendak disampaikan Tama, panggilan akrab Muhammad Anugerah Utama,
penulis asal Metro yang sebelumnya menulis Novel
Obla Dimaria Diabla, dalam Kumpulan
Cerita Tanah Senyum ini. Tama memotret banyak kisah di sekitarnya, mulai
dari kehidupan adik-kakak, Mentari dan Sunny, dalam Antara Sunny dan Lima Daun Akasia hingga tukang roti yang
kehilangan pelanggan dalam cerita Senyum
Pak Berut.
Ada banyak
alasan untuk tetap tersenyum, meski kita terjebak pada himpitan hidup yang barangkali membuat kita sangat sulit untuk tersenyum. Berawal
dari tatap//Indah senyummu//Memikat//Memikat hatiku//Yang hampa lara//Senyum
membawa tawa//Tawa membawa cerita//Cerita kasih indah//, senanudng Yura
Yunita dalam lagu Berawal Dari Tatap.
Senyumlah
yang merubah keputusasaan Pak Berut menjadi optimisme di cerita Senyum Pak Berut (hal. 46-62), senyum
pula yang mengembalikan semangat dan keriangan di Sanggar Tari Bu Sevi dalam
cerita Tanah Senyum (hal. 72-87), senyum yang menghilangkan syak
wasangka di dalam cerita Salah Tangkap
(hal. 6-14), dan senyumlah yang mencairkan hubungan kakak-adik, Mentari dan
Sunny dalam cerita Sunny dan Lima Daun
Akasia (hal. 1-5).
Kehilangan
senyum akan menghantarkan kita pada kegetiran dan sikap tak bersyukur atas apa
yang kita miliki dan nikmati, bahwa hidup ini terlalu indah untuk diratapi,
terlalu baik untuk dirutuki, terlebih jika kita memahami bahwa ada banyak kehidupan nestapa di sekitar
kita, serupa kisah Romi dan kawan-kawannya di Anak Abu-Abu (hal. 63-71).
Tak hanya
mengajak kita untuk selalu tersenyum, Tama dengan piawai mengikat
serpihan-serpihan cerita itu dengan baik, sebagai kakak, ia mengingatkan kita
bahwa kita terkadang cuek dan miskin perhatian dengan adik, sebagai manusia
terkadang kita abai dan serakah, sehingga sering tak peduli atau cenderung
mengeksploitasi lingkungan, sebagai masyarakat dari sebuah kebudayaan, kita
tuna kepedulian terhadap warisan tradisi, kebudayaan dan adat istiadat.
Hingga di
titik ekstrim, remaja yang kini melanjutkan studi di UGM ini, hendak
meneriakkan seruan sekencang-kencangnya kepada kita semua, bahwa ketika kita asyik-masyuk bersama keluarga, membagi
tawa dan kebahagiaan, sesekali tengoklah sekitar kita, pastikan bahwa di
sekeliling kita tak ada air mata yang mengalir deras dari anak kecil yang
kelaparan, anak kecil yang juga memimpikan kehidupan bersama keluarganya, yang
berjanji mau melakukan apa saja untuk kebahagiaan serupa yang kita pertontonkan
itu.
Tama
mengetuk bagian terdalam dari kemanusiaan kita, untuk segera insyaf, peduli dan
tak egois. Tak melulu melihat dengan mata lahir kehidupan di sekitar kita,
tentang anak jalanan, pengamen, pencopet atau apapun yang kita anggap buruk
tentang jalanan, "Abu-abu bukanlah
hitam, apalagi putih. Dia berada di tengah-tengah. Baur, kabur, seperti mata
lensa - entah darimana dan kemana perginya. Sama halnya dengan anak abu-abu,
mereka adalah orang-orang yang tidak tahu apakah harus terus hanyut
diombang-ambing dalam hitam atau menarik diri dan bungkam dalam putih."
Tulis Tama (hal. 63).
Begitulah
secara kesuluruhan Tanah Senyum setebal
138 halaman ini, sukses menguras emosi sembari memaksa kita ber-Ooo, mengiyakan, tentang hal-hal yang
kita abaikan selama ini.
Dan,
barangkali kekurangan buku ini adalah sebagai 'kumpulan cerita remaja' ia
justeru gagal secara khusus menyasar usia remaja, karena cerita-cerita di
dalamnya justeru layak dikonsumsi oleh segala usia, dan satu lagi sebagaimana
lazimnya cerita-cerita pendek, ada banyak cerita yang semestinya panjang tapi
dinarasikan secara singkat. Sisanya, tentu cerita ini sangat perlu dan penting untuk dibaca.
Rahmatul Ummah, Pembaca Buku
Data Buku :
Judul :
Tanah Senyum
Penulis :
Muhammad Anugrah Utama
Penerbit : Aura Publishing
Tebal : x+138 halaman
Tahun Terbit :
Agustus 2018
0 Comments: